Sampah menjadi sebuah permasalahan yang tiada ujungnya. Sejak dahulu masyarakat Indonesia tak pernah lepas dari sampah, karena produksi sampah selalu terproduksi tiap hari. Berbagai akibat aatu masalah akhirnya muncul. Mulai dari dibuangnya sampah sembarangan, timbulnya penumpukan sampah yang tidak pada tempatnya, penyumbatan saluran air karna sampah, masalah kesehatan akibat sampah, dan masih banyak lagi akibat buruk yang ditimbulkan dari sampah. Tetapi apakah kita akan terus begini sapai masa masa anak cucu kita lahir? sehinnga mereka harus menerima akibat yang lebih buruk dari sampah yang kita tabung?
Karena permasalahan sampah yang tiada akhirnya, beberapa masyarakat pun memustuskan untuk berinisiatif mencari cara mengurangi dampak akibat sampah. Contohnya yang dilakukan sekelompok masyarakat di daerah Babadan, purwomartani, Kalasan, Sleman, D.I.Yogyakarta. Mereka membuat sebuah tempat pengelolaan sampah yang berbasis 3R yaitu reduce, reuse, dan recycle. Lokasi tersebut bernama TPS (Tempat Pembuangan Sementara) 3R Purwo berhati.
Situasi TPS 3r Purwo Berhati sangat tertata dan rapi. Terdapat beberapa pekerja yang sedang melakukan aktivitas memilah-milah sampah menjadi beberapa jenis. Diketahui bahwa di TPS 3r Purwo Berhati ini, sampah dibagi menjadi tiga jenis yaitu sampah organik, anorganik, dan sampah residu.
TPS 3R Purwo Berhati berdiri sejak tahun 2013 dan mulai aktif pada tahun 2014. Berdirinya TPS 3R Purwo Berhati didasari oleh keinginan masyarakat Purwomartani, khususnya di daerah Babadan. Seiring berjalannya waktu TPS 3R Purwo Berhati mendapatkan support dari pemerintah, yaitu untuk pendirian bangunan dan juga beberapa alat-alat pengurai sampah khususnya pada sampah organik, yaitu alat pencacah dan alat ayakan sampah organik, serta 1 motor viar.
Sebelum berdirinya TPS 3R Purwo Berhati, mayoritas masyarakat membuang sampah tidak pada tempatnya. Masyarakat mengelolanya dengan cara membakar sampah yang terdapat di rumah mereka. Tetapi Seiring berjalannya waktu masyarakat pun menerima sosialisasi dari pengurus TPS 3R Purwo Berhati bahwa mereka bisa mengolah sampah yang mereka hasilkan dengan baik yaitu dengan cara mengumpulkannya di TPS. Masyarakat pun hanya dipungut biaya kurang lebih Rp15.000 sampai Rp20.000 perbulan untuk biaya pengangkutan sampah ke TPS.
Hal ini menjadi keuntungan bagi masyarakat bahwa mereka tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak tetapi sampah yang diambil akan dikelola dengan baik dan menjadi manfaat kembali bagi masyarakat sekitar. Akhirnya terjadi perubahan yang signifikan terhadapat pola pengelolaan sampah dimasyarakat.
Saat-saat sampah sampai di TPS, sampah dibagi menjadi 3 Jenis seperti yang sudah dijelaskan diatas. Sampah organik dikelola menjadi 2 jenis, yaitu sampah organik sisa makanan yang akan dikelola menjadi pakan ikan, dan sampah organik berupa sisa sisa dedaunan dikelola menjadi pupuk kompos. Kemudian untuk sampah plastik dikelola dengan mengelompokkan berdasarkan jenis-jenis plastiknya dan akhirnya dijual kepada pengepul plastik.
Ada juga beberapa jenis sampah plastik yang akhirnya dikreasikan menjadi kerajinan tangan yang bermanfaat untuk masyarakat serta memiliki daya jual yang bisa menjadi penghasilan bagi masyarakat sekitar khususnya pengelola TPS 3R Purwo Berhati. Sementara untuk sampah residu yang terdiri dari sampah popok, kaca-kaca, sterofoam serta bahan-bahan lain yang tidak dapat terurai, dikumpulkan, dan dibawa menggunakan truk ke TPA Piyungan yang berada di kabupaten Bantul.
mantap pengelolaanya..